Selasa, 16 Oktober 2012

Pengaruh Jenis Penyakit Degeneratif dan Temperamen Terhadap Tingkat Depresi Pada Usia Madya


Pengaruh Jenis Penyakit Degeneratif dan Temperamen Terhadap Tingkat Depresi Pada Usia Madya

Penyakit jantung dan hipertensi merupakan salah satu jenis  penyakit degenerative dimana pada umumnya terjadi pada usia madya yang dimulai pada usia 40-60 tahun. Dari hasil suatu penelitian menyatakan bahwa penyakit jantung dan hipertensi merupakan penyakit yang mendapat skor tertinggi angka korelasinya dengan kematian setelah penyakit kanker.
Menurut Pranowo Hadi (2004) diagnosis penyakit jantung atau hipertensi merupakan cap tersendiri bagi setiap orang. Setelah mereka didiagnosis positif menderita penyakit jantung maupun hipertensi mereka akan merasa tak ada yang bisa dilakukan dalam hidup ini. Mereka khawatir semakin percaya bahwa mereka memang tidak bisa apa-apa. Mereka merasa sedih, pesimistik, putus asa dan rasa ingin mati. Ketertekanan itu bisa menjelma menjadi depresi, karena dengan didiagnosis mengalami adanya kegagalan jantung atau hipertensi orang akan merasa bahwa hidupnya sudah tidak akan lama lagi.
Manusia adalah individu differences  sehingga tipe temperamen antara individu yang satu dengan yang lainnya juga akan berbeda. Perbedaan tipe temperamen pada para penderita penyakit jantung dan para penderita hipertensi inilah yang juga akan menyebabkan perbedaab dalam merespon dan menyesuaikan diri dengan kondisi fisik, sosial, psikologis dan tekanan-tekanan hidup di lingkungan. Dalam suatu penelitian yang menggunakan sejumlah sample sebanyak 70 orang, yaitu, 35 orang dari penderita penyakit jantung dan 35 orang dari penderita penyakit hipertensi. Tekhnik pengambilan sample yang digunakan adalah secara purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah alat ukur dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis varians 2 jalur. Dari hasil uji analisis varians 2jalur diperoleh nilai FoA= 0,344 dengan p sebesar 0,567 (p>0,05) dinyatakan tidak signifikan artinya tidak ada pengaruh jenis penyakit degenerative (X1) terhadap tingkat depresi (Y). sedangkan hasil penelitian analisis varians 2 jalur diperoleh FoB sebesar 1,360 dengan p sebesar 0,264 (p>0,05) dinyatakan tidak signifikan artinya artinya tidak ada pengaruh temperamen (X2) terhadap tingkat depresi (Y). tetapi dari hasil uji analisis varians 2 jalur diperoleh FoAB sebesar 3,818 dengan p sebesar 0,015 (p<0,05) dinyatakan signifikan artinya ada pengaruh jenis penyakit degenaratif dan temperamen terhadap tingkat depresi. Hasil uji-t antar A diperoleh bahwa p A1-A2 sebesar 0,567 (p>0,05) dinyatakan tidak signifikan artinya tidak ada pengaruh antara penyakit jantung dan penyakit hipertensi terhadap tingkat depresi.  Hasil uji-t antar B diperoleh bahwa p B1-B2 sebesar 0,035 (p>0,05) dinyatakan signifikan. pB1-B3 sebesar 0,320 (p>0,05) dinyatakan tidak signifikan. pB1-B4 sebesar 0,595 (p>0,05) dinyatakan tidak signifikan. Dari hasil penghitungan matriks uji-t inter AB diperoleh bahwa.
Orang yang menderita penyakit jantung bertipe temperamen sanguinis  (A1B1) dan orang yang menderita penyakit hipertensi bertipe temperamen sangunis  (A2B1) dengan p sebesar 0,000 sehingga dinyatakan sangat signifikan artinya (A1B1) dan (A2B1) lebih cenderung mengalami depresi.
Orang yang menderita penyakit jantung bertipe temperamen Kholeris  (A1B2) dan orang yang menderita penyakit hipertensi bertipe temperamen Kholeris (A2B1) dengan p sebesar 0,002 sehingga dinyatakan sangat signifikan artinya (A1B2) dan (A2B1) lebih cenderung mengalami depresi.
 Orang yang menderita penyakit jantung bertipe temperamen Melankholis  (A1B3) dan orang yang menderita penyakit hipertensi bertipe temperamen Sanguinis (A2B1) dengan p sebesar 0,006 sehingga dinyatakan sangat signifikan artinya (A1B3) dan (A2B1) lebih cenderung mengalami depresi,